keep calm and enjoy with my blog

Rabu, 25 Desember 2013

Flow Transmitter


Ada bermacam-macam variabel yang diukur di dunia industri proses, yaitu adalah flow, pressure, temperature, dan level. Keempat parameter tersebut perlu diketahui, sensor apa yang digunakan untuk menghitungnya, dan bagaimana cara kerjanya. Ini, bagi saya menjadi dasar sebelum kita terjun di dunia kerja praktek.
Yang pertama dibahas disini adalah flow transmitter. Alat ini digunakan untuk mengukur laju aliran dalam suatu pipa aliran. Laju aliran yang diukur adalah fluida, baik itu berupa gas, steam, ataupun liquid. Sensor yang digunakan untuk mengukur laju aliran fluida ini biasanya adalah orifice, venturi dan lain-lain. Menurut sumber yang didapat penulis, yang paling sering digunakan adalah sensor orifice, ini dikarenakan orifice instalasinya mudah dan harganya relatif lebih murah.
Orifice di install di bagian pipa yang ingin diukur kecepatan alir fluidanya. Bentuk orifice sendiri adalah sebuah pipa alir yang menyempit, sehingga dapat terukur beda tekanan upstream dan tekanan pada downstream nya. Beda tekanan inilah yang terukur oleh transmiter, dan sesuai dengan rumus : flow sebanding dengan akar beda tekanan
Maka dari itulah laju aliran fluida pada suatu titik dapat terukur. Transmitter menerjemahkan besar beda tekanan dan melakukan konversi menjadi laju aliran. Setelah nilai laju aliran telah didapatkan, maka dilakukan transmisi data ke ruang kontrol dengan mengubah besaran m3/hour yang diperoleh transmiter menjadi besaran 4-20 mA. Laju aliran minimal terukur sebagai 4 mA, dan laju aliran maksimal terukur sebagai 20 mA.

kita juga harus tahu bagaimana menemukan  flow transmitter di P&ID, ini tidak begitu susah, karena hanya dilambangkan dengan” FT ” yang berarti Flow Transmitter.
Berikut adalah contoh permasalahan yang menyatakan bagaimana flow transmitter bekerja. Contoh permasalahan ini saya ambil dari novakurniawan.wordpress.com (owner blog ini bernama mas Nova, beliau adalah seorang alumni ITB dan sekarang bekerja di McDermot Indonesia).

Soal : Bila range differential pressure transmitter FT adalah 0 – 100 ” H2­O. Bila pressure drop pada FE adalah 25 H2O, maka output FT =…….., Output SQRT=…..…. dan FR menunjukkan angka ..……… pada skala linear 0 – 100 :
a. FT = 6 PSI, output SQRT = 9 PSI dan jarum FR menunjukkan angka 50
b. FT = 6 PSI, output SQRT = 12 PSI dan jarum FR menunjujukan angka 75
c. FT = 9 PSI, output SQRT = 9 PSI dan jarum FR menunjukkan angka 50
d. FT = 9 PSI, output SQRT = 6 PSI dan jarum FR menunjukkan angka 25

Answer : diketahui ΔP yang didapat transmitter FT adalah 25”H2O. transmisi data yang digunakan disini adalah transmisi dengan sinyal pneumatic, dan tentu anda tahu bahwa sinyal pneumatic memiliki range dari 3-15 PSI. jika dilakukan konversi, maka sinyal  ΔP sebesar 25 “H2O sama dengan sinyal pneumatic 6 PSI.

Tentu saja jika diketahui ΔP diantara 24 “H2O-50 “H2O, maka nilai sinyal pneumatic akan berada diantara 6 PSI – 9 PSI.
Hubungan Flow dengan DP mengikuti Bernouli adalah Square Root (SQRT). Maksimum flow adalah sebanding dengan akar (SQRT) maksimum DP 100″ H2O, yaitu sebanding dengan 10. Jika ΔP actual adalah 25″H2O maka flow actual akan sebanding dengan akar (SQRT) 25″H2O, yaitu sebanding dengan 5. Artinya ketika DP sebesar 25″ H2O dari full scale DP 100″ H2O maka Flowrate adalah 5 dari maksimum 10 atau setengahnya. Sehingga pneumatic signal SQRTnya adalah 9 PSI. Ketika FR dilakukan linearisasi pada nilai 0 – 100 maka FR akan menunjukkan nilai setengahnya, yaitu 50. Manakah jawaban yang tepat? (a).
sumber : www.engineeringtoolbox.com ; laporan kerja praktek ; novakurniawan.wordpress.com

1 komentar:

  1. Saya tertarik dengan postingan pak ilham.
    Saya Tulus bergerak di bidang distributor instrumentasi.
    Product saya pressure transmitter, diff pressure transmitter,
    pressure switch merk Huba control
    Serta humidity temperature sensor/transmitter...
    Semoga bisa bermanfaat.

    Thanks
    Tulus
    082312841116

    BalasHapus